Membuat pesta pernikahan yang cantik dan sesuai keinginan merupakan impian setiap orang yang akan menikah. Meski konsep pernikahan mewah bergaya internasional kini kian digemari anak muda zaman sekarang, tapi nggak sedikit juga yang ingin membuat resepsi pernikahan yang sederhana sesuai dengan syariat Islam. Jika yang banyak kalian ketahui pernikahan saat ini yang trending adalah gaya pernikahan modern, dengan nuansa kebarat-baratan
Melaksanakan pernikahan islami atau pernikahan syar’i yang sesuai dengan koridor Islam menjadi impian bagi banyak pasangan pengantin muslim. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan calon pengantin untuk menyelenggarakan syukuran pernikahan dengan konsep syar’i. Penyelenggaraan pernikahan dengan tema syar’i tentu saja dilatarbelakangi oleh keinginan mengharap ridha Allah SWT dalam proses menuju mahligai pernikahan. Karena segala sesuatu yang dimulai dengan niat baik, harapannya akan mengiringi banyak keberkahan lain dalam kehidupan pernikahan. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan pernikahan islami.
1. Akad nikah tanpa ditunjukkan pengantin wanitanya
Pada akad nikah, sangat lumrah ketika mempelai wanita berada di samping mempelaki lelaki saat dirinya mengucap janji setia di hadapan penghulu. Namun, dalam pernikahan syar’i, si pengantin wanita nggak boleh diperlihatkan di depan umum sebelum sah menjadi suami istri. Bahkan, ada baiknya jika kalau pengantin wanita nggak ditunjukkan sama sekali di hadapan tamu laki-laki. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga si pengantin yang sedang tampil all out dengan makeup yang berbeda dari biasanya.
Sarah Hanifah yang menjadi inspirator nikah syar’i mengatakan jika mau ada prosesi sungkeman pada orangtua, sebaiknya hal itu dilakukan di belakang panggung saja, jangan diperlihatkan di muka umum. “Teknis akadnya pengantin wanitanya jangan diperlihatkan di depan umum. Sungkeman, cium tangan, dan cium dahi yang bikin baper penonton itu nggak diperbolehkan kalau dalam Islam karena takut menimbulkan penyakit hati bagi audiens-nya. Biasanya kan ada doa yang menaruh tangan di kepala pengantin perempuan. Itu semua nanti saja kalau udah di rumah.”
2. Tamu laki-laki dan perempuan yang datang harus dipisah
Hal lain yang membedakan pernikahan syar’i dengan pernikahan pada umumnya ialah tempat yang terpisah antara tamu laki-laki dan tamu perempuan. Mungkin terlihat lebih ribet, tapi sebenarnya maksud dari dipisahkannya ini sangat mulia, lho! Tujuannya tentu saja supaya tamu laki-laki dan tamu perempuan nggak berpapasan langsung.
“Dipisah tamunya karena biasanya orang kalau datang ke kondangan pasti pakai baju terbaik, makeup juga makeup terbaik. Nah itu kan bisa jadi menyulitkan laki-laki untuk menundukkan pandangan dan menjadi wanita jadi sumber fitnah bagi laki-laki. Jadi tujuan infishol (pemisahan laki-laki dan perempuan) ini untuk memuliakan tamu laki-laki maupun tamu perempuan. Terus juga sebenarnya untuk memuliakan mempelai wanitanya karena kan dalam keadaan berias. Jangan sampai menjadi bahan tontonan banyak orang, terutama laki-laki,” papar Sarah Hanifah.
3. Makanan untuk tamu laki-laki dan perempuan dipisah
Selain tempat tamu yang dipisah, tentunya untuk makanan juga harus dipisah. Si pemilik hajat dianjurkan untuk menyediakan makanan terbaik dan cukup dengan jumlah tamu yang diundang karena ini adalah pesta untuk membagikan kebahagiaan dari pasangan pengantin. Satu hal yang nggak boleh dilanggar juga ialah nggak boleh ada alkohol ataupun makanan non-halal dalam makanan yang disuguhkan.
4. Perbanyak kursi agar nggak ada tamu yang makan sambil berdiri
Jumlah kursi yang disediakan dalam pesta pernikahan juga harus diperhatikan, Bela. Sebagai tuan rumah, kamu harus menyediakan kursi yang cukup dengan jumlah tamu yang hadir. Sesuai sunnah Rasulullah, makan dan minum sebaiknya dilakukan sambil duduk. Jika kursi yang disediakan saja nggak mencukupi, lalu bagaimana tamu undangan akan merasa nyaman saat makan atau mengobrol dengan teman-teman lain yang hadir? Makanya, standing party sangat nggak dianjurkan dalam pernikahan syar’i ini.
“Kursi itu paling penting. Nggak ada salahnya kita mengeluarkan budget buat memperbanyak kursi sebagai bentuk memuliakan tamu supaya nyaman. Makanya dalam pernikahan syar’i itu, memuliakan tamu sangat dipentingkan karena tujuan resepsi dalam Islam itu salah satunya sebagai bentuk rasa syukur dengan mengundang tamu dan memuliakan mereka dengan kenyamanan dan fasilitas yang kita berikan dalam acara itu,” jelas Sarah yang bekerja sebagai visualis dakwah Hijab Alila ini.
5. Makeup pengantin wanita yang sederhana
Pada umumnya, pengantin wanita dirias tebal agar bisa terlihat ‘pangling’ di hari pernikahannya. Namun, hal ini nggak berlaku dalam pernikahan syar’i. Justru, pengantin wanita sebaiknya dirias dengan makeup yang sederhana dan natural supaya nggak berlebihan. Karena Islam nggak menganjurkan wanita untuk berlebih-lebihan dalam merias diri.
“Salah satu pembeda dari pernikahan syar’i itu kan dari tampilannya. Dalilnya nggak boleh mencukur alis dan pakai bulu mata palsu. Juga nggak boleh tabarruj (berlebihan dalam menampakkan kecantikan), nggak boleh kelihatan ‘panglingin’ gitu karena jadi sangat berlebihan,” ungkap Sarah.
6. Gaun pengantin yang nggak membentuk lekuk tubuh
Selain makeup, gaun pengantin yang dikenakan pun dianjurkan yang sederhana saja. Terutama, gaun yang dipakai sebaiknya yang agak longgar dan nggak boleh membentuk lekuk tubuh. Islam memang mengajarkan agar muslimah menjaga pakaiannya dan menutup bagian dadanya. Tujuannya tentu saja untuk memuliakan wanita-wanita Muslim agar terhindar dari mata laki-laki yang melihatnya.
7. Musik diputar dengan volume kecil atau bahkan nggak ada musik sama sekali
Dalam setiap pesta pernikahan, sangat lumrah ada musik yang diputar untuk menghibur para tamu undangan. Tapi sayangnya, musik itu seringkali terlalu kencang diputar sehingga membuat tamu yang datang harus sedikit berteriak saat mengobrol dengan tamu-tamu yang lain. Makanya, dalam pernikahan syar’i yang tujuan utamanya ialah untuk memanjakan tamu ini, sebaiknya nggak ada musik sama sekali atau jika ingin disuguhi musik, maka putarlah musik-musik islami dengan volume kecil.
8. Memperhatikan Waktu Shalat
Dalam hal pelaksanaan resepsi pernikahan, penyelenggara pernikahan harus memperhatikan waktu shalat, agar dalam pelaksanaannya tidak melewatkan kewajiban muslim untuk shalat. Pemilihan waktu resepsi bisa dilakukan di malam hari setelah Isya, atau di pagi hingga siang hari. Apabila pelaksanaan resepsi pernikahan memasuki waktu shalat, pastikan bahwa pengantin dan tamu dapat menjalankan kewajiban shalat dengan memberikan waktu serta memperhatikan sarana yang mendukung, seperti mushala yang representatif dengan tempat wudhu layak serta tertutup bagi jamaah perempuan.
Menciptakan keberkahan dalam momen pernikahan adalah hal yang harus diwujdukan bagi pasangan pengantin muslim. Karenanya, dalam prosesi pernikahan, hal-hal di atas harus diperhatikan untuk mewujudkan konsep pernikahan yang syar’i, agar dalam prosesnya mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Itulah beberapa konsep pernikahan islami (syarí) yang wajib kalian ketahui bersama. Jika kalian membutuhkan paket pernikahan Jakarta yang menganut konsep syari dan lengkap dengan jasa catering pernikahan Jakarta syari kalian bisa menghubungi kami yaa. Terima kasih sudah menyimak artikel ini, semoga dapat menjadi inspirasi bagi para calon menganti semua yang ingin menggelar prosesi pernikahan yang sesuai dengan ajaran Islam.